Cari Tahu Jangka Waktu Investasi



TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Strategi pengelolaan investasi di saat kondisi pasar modal sedang buruk seperti saat ini akan bergantung pada horizon investasi Anda.
Nah, horizon investasi sendiri berkaitan dengan tujuan Anda melakukan investasi. Jadi, untuk berinvestasi di saat kondisi pasar modal sedang tidak bagus, langkah pertama yang harus Anda lakukan adalah menetapkan secara jelas tujuan investasi Anda. Setelah mengetahui tujuan investasi dan lama waktu investasi, Anda bisa menentukan produk investasi serta strategi investasi yang cocok dengan tujuan investasi. Tentu saja, Anda tetap harus memperhatikan karakter risiko Anda.
Ambil contoh, Anda berinvestasi dengan tujuan menyiapkan dana kuliah bagi anak enam tahun mendatang. Dengan demikian, Anda memiliki waktu enam tahun untuk membiakkan uang Anda untuk keperluan biaya kuliah tersebut. Dengan horizon investasi di atas lima tahun, berarti Anda akan berinvestasi untuk jangka panjang. Para perencana keuangan sepakat, bagi tujuan investasi jangka panjang, kondisi pasar modal seperti saat ini justru bisa menjadi berkah.
Fauziyah Arsiyanti, perencana keuangan dari Fahima Advisory, menuturkan, penurunan harga saham dan obligasi saat ini bisa dimanfaatkan investor jangka panjang mengisi portofolio. "Ibarat belanja di mal, saat ini kita bisa belanja barang dengan harga sale," tandas Zizi, sapaan akrab Fauziyah.
Ia bilang, instrumen investasi berbasis saham bisa dipertimbangkan untuk sarana investasi jangka panjang. "Produk berbasis saham itu lebih cocok untuk investasi yang jangka waktunya lima tahun ke atas," tutur Zizi.
Meski begitu, sebaiknya Anda tidak lantas jorjoran menanamkan investasi di produk berbasis saham. Dalam keadaan seperti ini, lebih ideal kalau Anda menempatkan investasi dalam nilai terbatas secara bertahap.
Dengan demikian Anda bisa mengurangi risiko kerugian investasi jika harga saham masih terus turun. Sebaliknya, ketika harga membaik, kerugian yang timbul dari dana yang Anda tempatkan saat harga saham lebih tinggi akan ditutup oleh keuntungan yang diperoleh dari dana yang Anda tanamkan pada saat harga saham lebih rendah.
Lain cerita kalau tujuan investasi Anda akan tercapai dalam waktu satu hingga dua tahun, sebaiknya Anda menghindari produk investasi berbasis saham. Sebab, belanja saham saat ini mengandung risiko sangat tinggi jika horizon investasi Anda jangka pendek-menengah.
Cuma, menurut Agus, investor dengan profil risiko agresif masih bisa menempatkan dana di pasar saham dengan porsi relatif kecil untuk menghindari risiko rugi. "Atau, beli reksadana saham dan biarkan manajer investasi yang mengelola dana," papar dia.
Bagi investasi jangka pendek, para perencana keuangan merekomendasikan investor menempatkan dana di produk investasi yang likuid, seperti deposito atau reksadana pasar uang. Selain itu, emas dan reksadana pendapatan tetap juga bisa menjadi pilihan.
Hanya saja, Zizi mengingatkan, investor tidak bisa mengharapkan keuntungan tinggi. "Tujuannya lebih untuk mengamankan dana guna memenuhi tujuan investasi yang ditetapkan," ujarnya.

Komentar