Pembiayaan Perbankan Syariah Tumbuh 45,37%

http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/457952/

Friday, 06 January 2012 JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mencatat penyaluran pembiayaan perbankan syariah per November 2011 telah mencapai sebesar Rp102,11 triliun, naik sebesar Rp31,87 triliun, atau tumbuh 45,37% dibandingkan November 2010 yang sebesar Rp70,24 triliun.

Direktur Direktorat Perbankan Syariah Mulya Siregar mengatakan, pertumbuhan pembiayaan ini disertai kualitas rasio pembiayaan bermasalah (nonperforming financing/ NPF) yang mengalami penurunan dari 3,12 menjadi 2,85%. “Kualitas pembiayaan ini lebih terjaga,” ujarnya di sela-sela diskusi dengan media di Jakarta, kemarin.

Selain pembiayaan, lanjut Mulya, BI juga mencatat dana yang dihimpun perbankan syariah meningkat Rp29,72 triliun, naik 38,28% dari sebesar Rp77,64 triliun di November 2010 menjadi sebesar Rp107,36 triliun di November 2011. Mulya menambahkan, dalam kegiatan perizinan,hingga minggu ketiga Desember 2011, tercatat penambahan satu unit usaha syariah (UUS) baru yaitu BPD Jambi sehingga total UUS mencapai 24.

Terdapat pula satu bank pembiayaan rakyat syariah (BPRS) yang memperoleh izin operasi yaitu BPRS Ca-haya Hidup Yogyakarta.Sehingga, jumlah BPRS menjadi 155 BPRS. “Permohonan izin pendirian BPRS yang masih dalam proses adalah sebanyak 36 BPRS yang terdiri dari 35 permohonan pendirian BPRS baru dan satu permohonan konversi BPR,” tukasnya.

Mulya juga mengatakan,BI telah mengirimkan surat pembinaan kepada empat bank umum syariah (BUS) dan 4 UUS, terkait dengan produk gadai emas yang pelaksanaannya tidak sesuai dengan pengajuan izin awal kepada BI. Mulya menilai,peningkatan pembiayaan gadai beragun emas cukup tinggi sehingga bank syariah perlu lebih hatihati.

Maka dalam rangka antisipasi, BI melakukan suatu komunikasi dalam bentuk surat pembinaan dan juga memanggil bank-bank tersebut agar produk gadai yang dilakukan bank syariah bisa sesuai apa yang dibutuhkan.“Intinya memang tidak diberikan peringatan keras, tapi pembinaan dalam rangka untuk meningkatkan manajemen risiko,”tukasnya. erichson sihotang

Komentar